L A P O R A N
“TATANIAGA HASIL PERTANIAN”
DISUSUN :
S A P R U D I N
101 2010 048
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIP)
YPP MUJAHIDIN TOLITOLI
TAHUN 2013
K A T A P E N G A N T A R
Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas rahmat
ALLAH SWT, karena dengan ridho-NYA lah
sehingga terselesainya kegiatan dan laporan praktikum mata kuliah “Manajemen
Tataniaga Hasil Pertanian”.
Tak lupa pula kami mengucapkan ucapan terimah kasih
kepada semua yang berpartisipasi dalam pelaksanaan dan pembuatan laporan
praktikum, terutamanya kepada :
Ø Bapak Farid Wajedi. S.P, selaku dosen mata kuliah dan
pembibing praktikum
Ø Ibu Musniar S.P MSi yang juga selaku dosen mata kuliah
dan pembibing praktikum
Ø Teman-teman yang telah ikut dalam pelaksanaan
praktikum dan pembuatan laporan praktikum
Laporan ini masih kurang dalam hal penyusunannya,
dimana kita ketahui bersama bahwa manusia tidak ada yang sempurna dan tak luput
dari kata salah, jadi selaku penyusun laporan mengharapkan saran dan kritik
yang dapat membangun, demi perbaikan dan pembelajaran dalam penyusunan laporan
nantinya
Semoga laporan ini dapat bermamfaat bagi pembaca dan
mengunakannya menjadi bahan referensi
ToliToli, 20 Januari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL ………………………………………………...
HALAMAN
PENGESAHAN ………………………………………… i
KATA
PENGANTAR ………………………………………………… ii
DAFTAR
ISI …………………………………………………………... iii
DAFTAR
GAMBAR ………………………………………………….. v
DAFTAR
TABEL ……………………………………………………... vi
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………........ 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat praktik lapang ………………………………… 3
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tataniaga Pertanian …………………………………….. 4
2.2 Lembaga-Lembaga, Saluran Dan Fungsi Pemasaran
Hasil Pertanian 4
2.2.1 Lembaga Pemasran ………………………………………………. 4
2.2.2 Saluran Pemasaran ……………………………………………….. 6
2.2.3 Fungsi-Fungsi Pemasaran ………………………………………… 7
2.3 Analisis Struktur, Tingkah Laku Dan Penampilan
Pasar…………… 10
2.3.1 Struktur Pasar …………………………………………………….. 10
2.3.2 Prilaku Pasar ……………………………………………………… 12
2.3.3 Penampilan Pasar …………………………………………………. 12
2.3.4 Produsen Hasil-Hasil Pertanian …………………………………... 13
2.4 Marjin Pemasaran Produk Pertanian ……………………………….. 13
2.4.1 Teori Marjin Pemasaran ………………………………………….. 13
2.4.2 Nilai Marjin Pemasaran …………………………………………... 15
2.4.3 Distribusi Marjin Pemasaran ……………………………………... 15
2.4.4 Perubahan Marjin Pemasaran …………………………………….. 16
2.5 Tinjauan Tataniaga Hasil Pertanian ………………………………… 16
BAB
III. METODOLOGI
3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Praktik Lapang
………………….. 19
3.2 Metode Pengambilan Sampel ………………………………………. 19
3.3 Analisi Data ………………………………………………………… 19
BAB
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Praktik Lapang ………………………….. 20
4.2 Identitas Dan Kegiatan Usaha Tani Responden
……………………. 20
4.3 Pembahasan ………………………………………………………… 21
BAB
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan …………………………………………………………. 23
5.2 Saran ………………………………………………………………... 23
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat
atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan (termasuk didalamnya
perkebunan rakyat dan perkebunan besar), kehutanan, peternakan, dan perikanan
(dalam perikanan dikenal pembagian lebih lanjut yaitu perikanan darat dan
perikanan laut). Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian
memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat
ditunjukkan dari banyaknya penduduk yang hidup atau bekerja pada sector
pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian. Menurut
Mubyarto (1995).
Sektor pertanian merupakan
sektor yang strategis dan berperan penting dalam perekonomian
nasional dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama dalam sumbangan hasil produk pertanian terhadap PDB,
penyedia lapangan kerja dan penyediaan pangan dalam negeri.
Untuk Hasil-hasil produk pertanian di butuhkan peran dari tataniaga
hasil pertanian, dimana tataniaga merupakan suatu aktivitas bisnis yang didalamnya terdapat
aliran barang dan jasa dari titik
produksi sampai ke titik konsumen. Tataniaga pertanian juga merupakan salah satu faktor
pertanian untuk memperlancar proses produksi, distribusi dan pemasaran hasil
produk pertanian.
Sebagai proses produksi
yang komersial, maka pemasaran pertanian merupakan syarat mutlak yang
diperlukan dalam pembangunan pertanian. Pemasaran pertanian dapat menciptakan
nilai tambah melalui nilai guna tempat, guna bentuk, dan guna waktu. Dengan
demikian pemasaran pertanian di anggap memberikan nilai tambah yang dapat
dianggap sebagai kegiatan produktif. Pemasaran pertanian merupakan bagian dari
ilmu pemasaran pada umumnya, tetapi dapat dianggap sebagai disiplin ilmu yang
berdiri sendiri. Anggapan ini didasarkan pada karakteristik produk pertanian
serta subjek dan objek pemasaran pertanian itu sendiri
Pemasaran
produksi barang pertanian, membutuhkan lembaga pemasaran dan proses yang lebih
panjang (pengolahan, penyimpanan, pengangkutan) bila dibandingkan dengan
pemasaran produk non pertanian. Hal tersebut terjadi karena komoditas pertanian
memiliki karakteristik khusus yang dimiliki oleh barang-barang non pertanian,
karakteristik tersebut meliput : sifat produk pertanian yang mudah busuk, rusak
dan bersifat bulky serta sangat tergantung oleh faktor lingkungan (khususnya
musim). Karakteristik hasil pertaniantersebut menuntut lembaga-lembaga pemasaran
untuk lebih mengefesienkan biaya dalam proses produksi pertanian, karena pada
dasaranya kegiatan pemasaran produk pertanian membutuhkan rantai pemasaran yang
panjang, sehingga dengan adanya efisiensi tersebut diharapkan dapat memberikan
pemasaran yang efisien, dimana pendapatan untuk petani dapat meningkat, namun
harga yang dibebankan pada konsumen juga tidak terlampau tinggi.
Seperti
diketahui sektor pertanian
di Indonesia dan manajmen
tataniaga hasil pertanian dianggap penting untuk pembangunan pertanian.
Hal ini terlihat dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan
lapangan kerja, penyediaan
pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor dan sebagainya serta tataniaga sebagai metode yang di gunakan untuk
mengoperasionalkan proses produksi, distribusi dan pemasaran hasil pertanian. (Soekartawi, 1994: 1).
1.2 Rumusan Masalah
Hasil produk pertanian sifatnya selalu dibutuhkan dan harus selalu tersedia, Jadi produk harus
tersedia setiap saat dibutuhkan oleh konsumennya. Oleh karena itu peran tataniaga hasil pertanian diperlukan agar dapat
membantu memperlancar proses pemasaran produk dari tersedianya produk,
distribusi produk hingga pemasaran hasil produk pertanian. Dari itu, dapat diambil kesimpulan bahwa tata niaga itu adalah kegiatan yang
produktif.
1.3 Tujuan dan manfaat Praktek Lapang
1. tujuan umum
mahasiswa
dapat memperoleh informasi secara langsung mengenai tataniaga pertanian dari
pelaku/ responden yang menjadi sasaran survey, dalam hal ini petani desa
buntuna kecamatan baolan kabupaten tolitoli.
2. tujuan khusus
a. mahasiswa dapat
memahami pengertian manajemen tataniaga pertanian
b. mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan lembaga-lembaga pemasaran produk hasil pertanian
c. mahasiswa dapat
menjelaskan saluran pemasaran produk pertanian dan fungsi-fungsi serta peran
dari tataniaga/pemasaran hasil pertanian.
d. Mahasiswa dapat
menjelaskan apa yang di maksud struktur, prilaku dan penampilan pemasaran hasil
pertanian
e. Mahasiswa
memahami serta dapat menjelaskan marjin pemasaran dan produk pertanian
3. manfaat praktik
lapang
a. mahasiswa dapat
berinteraksi dan beradaptasi langsung dengan responden desa buntuna kecamatan baolan
b. terjalinnya
kerja sama mahasiswa dalam pelaksanaan praktik lapang.
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tataniaga
Pertanian
Menurut Limbong dan Soitorus (1987,
dalam Wulandari, 2008) pada dasarnya tataniaga memiliki pengertian yang sama
dengan pemasaran. Para ahli telah mendefinisikan pemasaran atau tataniaga
sebagai sesuatu yang berbeda- beda sesuai sudut pandang mereka. Pemasaran atau
tataniaga dapat didefinisikan sebagai suatu proses manajerial dimana individu
atau kelompok di dalamnya mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain.
Tataniaga dapat juga diartikan
sebagai suatu tempat atau wahana dimana ada kekuatan supply dan demand yang
bekerja, ada proses pembentukan harga dan terjadinya proses pengalihan
kepemilikan barang maupun jasa (Dahl dan Hammond, 1987), sedangkan menurut Kohls
dan Uhl (1990, dalam Kertawati, 2008) tataniaga adalah semua kegiatan bisnis
yang terlibat dalam arus barang dan jasa dari titik produksi hingga barang dan
jasa tersebut ada di tangan konsumen.
2.2
Lembaga-Lembaga, Saluran Dan Fungsi Pemasaran Hasil Pertanaian
2.2.1 Lembaga Pemasaran
Lembaga pemasaran adalah
badan usaha atau individu yang menyelenggarakan aktifitas pemasaran,
menyalurkan jasa dan produk pertanian kepada konsumen akhir serta memilki
jejaring koneksitas dengan badan usaha dan individu lainnya. Lembaga pemasaran
muncul sebagai akibat kebutuhan konsumen untuk memperoleh produk yang di
inginkan sesuai waktu, tempat maupun bentuknya.
Peran
lembaga pemasaran adalah melakukan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen secara maksimal. Konsumen memberikan balas
jasa atas fungsi pemasaran yang di lakukan oleh lembaga konsumen. Nilai balas
jasa tersebut tercermin pada besarnya marjin pemasaran.
Berdasarkan
penguasaannya terhadap komoditi yang di perjual belikan lembaga pemasaran, di
bedakan menjadi 3 kelompok :
1)
lembaga
pemasaran yang bukan pemilik namun mempunyai kuasa atas produk (agent
middleman), di antarnya ;
a.
perantara
makelar atau broker baik selling broker maupun buying broker. Broker merupakan pedagang perantara yang
tidak secara aktif berpartisifasi dalam melakukan fungsi pemasaran, mereka
hanya berperan menghubungkan pihak-pihak yang bertransaksi untuk memperoleh
komisi atas jasa broker.
b.
Commission
agent, yaitu pedagang perantara yang secara aktif turut serta dalam pelaksanaan
fungsi pemasaran terutama yang berkaitan dengan proses seleksi produk,
penimbangan dan grading. Umunya mereka memperoleh komisi dari perbedaan harga
produk.
2)
Lembaga
pemasran yang memilki dan menguasai produk pertanian yang di perjual belikan,
antara lain ;
a.
Pedagang
pengumpul, penebas, tengkulak atau contract buyer dan whole seller. Mereka
umunya menafsir total produk pertanian dengan cara menaksir jumlah hasil panen
di kalikan dengan harga yang di harapkan pada saat panen (expectation price)
b.
Grain
millers, pedagang attau lembaga pemasaran yang memiliki gudang menyimpan produk
pertanian. Mereka membeli aneka produk pertanian utamanya padi dan palawija serta
menangani pasca panen.
c.
Eksporter
dan importer
3)
Lembaga
pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai produk pertanian yang di
transaksikan ;
a.
Processors
dan manufaktur. Lembaga-lembaga ini sangat berperan dalam proses agroproduk
sebab keberadaannya menjadi jaminan pasar bagi produk pertanian
b.
Facilitative
organization, salah satu bentuk oragnisasi fasilitatif yang sudah di kenal di
Indonesia adalah pasar lelang ikan (TPI). Sub terminal agribisnis, walaupun
belum sepenuhnya berjalan dengan baik sudah menawarkan alternatif transaksi
berbagai produk pertanian melalui lelang.
c.
Trade
associations, asosiasi perdagangan agroproduk yang terutama bertujuan untuk
mengumpulkan, mengevaluasi dan mendistribusikan informasi pada anggotanya
2.2.2 Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran adalah
rute yang di lalui oleh produk pertanian ketika produk bergerak dari farm gate
yaitu petani produsen ke pemakai terakhir (konsumen). Produk pertanian yang
berbeda akan mengikuti saluran pemasaran yang berbeda pula. Umunya saluran
pemasaran terdiri atas sejumlah lembaga pemasaran dan pelaku pendukung. Mereka
akan secara bersama-sama mengirimkan dan
memindahkan hak kepemilikan atas produk dari tempat produksi hingga ke penjual
terakhir. Musselman dan jakson (1992).
C Glenn Waters dalam
Bayuswastha (1982), mendefinisikan saluran pemasaran sebagai sekelompok
pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan
nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu.
Fungsi utama dari saluran
pemasaran ialah menyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Terdapat berbagai
macam saluran pemasaran :
1.
Produsen
– konsumen, bentuk saluran pemasaran ini merupakan yang paling pendek dan
sedehana Karena tampa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual produk
langsung ke konsumen. Saluran biasa disebut saluran distribusi pemasaran
langsung.
2.
Produsen
– pengecer – konsumen, dalam saluran ini produsen hanya melayani Penjualan
dalam jumlah besar kepda pedagang pengecer. Pembelian oleh konsumen dilayani
pengecer saja.
3.
Produsen
– pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen, saluran distribusi ini banyak
di gunakan yang dinamakan saluran distribusi tradisional. Disini produsen hanya
melayani Penjualan dalam jumlah besar kepda pedagang besar saja, tidak ke
pedagang pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar dan
pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
4.
Produsen
– agen – pedagang pengecer – konsumen, produsen memilih agen sebagai
penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi
yang ada. Sasaran penjualannya di tujukan kepada pedagang pengecer besar.
5.
Produsen
- agen - pedagang besar - pedagang pengecer – konsumen, dalam saluran ini
produsen menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya ke
pedagang besar yang kemudian menjualnya ke tokoh kecil.
2.2.3 Fungsi-Fungsi Pemasaran
Dalam proses pemasaran
produk pertanian dari produsen hingga ke konsumen akhir, terjadi peningkatan
nilai tambah baik berupa nilai guna, tempat dan waktu. Hal ini di sebabkan oleh
pelaksanaan berbagai kegiatan pemasaran sebelum produk pertanian sampai ke
konsumen.
Fungsi-fungsi pemasaran yang
di lakukan oleh lembaga-lembaga pertanian, mencakup fungsi pertukaran, fungsi
fisik dan fungsi fasilitasi :
1.
Fungsi
pertukaran
Dalam proses pemasaran fungsi ini mencakup kegiatan
pengalihan hak kepemilikan atas produk. Fungsi pertukaran terdiri dari fungsi
penjualan dan fungsi pembelian. Fungsi penjualan, produsen harus memperhatikan
kualitas kuantitas, bentuk dan waktu yang di inginkan konsumen atau partisipan
pasar dari rantai pemasaran berikutnya.
Selain itu fungsi pertukaran juga menjadi titik penentuan harga pasar. Sesuai
krateristik konsentrasi distributif pada system pemasaran produk pertanian.
Sedangkan fungsi pembelian, umumnya di awali dengan aktifitas mencari produk,
mengumpulkan dan menegoisasikan harga.
2.
Fungsi
fisik
Fungsi fisik mencakup, aktivitas perlakuan,
pengangkutan dan penyimppanan serta perubahan fisik produk :
a.
Fungsi
penyimpanan, suatu aktivitas bertujuan agar produk tersedia dalam volume
transaksi yang memadai pada waktu yang di inginkan.
b.
Fungsi
pengangkutan, fungsi ini berkenaan dengan penyediaan barang pada tempat yang
sesuai. Fungsi di sebut juga fungsi transportasi, fungsi ini dapat berjalan dengan
baik dengan melakukan pemilihan alternatif rute dan jenis transportasi yang di
gunakan.
c.
Fungsi
perubahan fisik produk, fungsi ini di cirikan oleh adanya perubahan wujud fisik
produk.
3.
Fungsi
fasilitasi, ialah segala hal yang bertujuan untuk memperlancar fungsi
pertukaran dan fungsi fisik. Di maksudkan fungsi ini dapat menjadi upaya
perbaikan sistem pemasaran sehingga efisiensi operasional dan penetapan harga
jual dapat tercapai. Termasuk dalam fungsi fasilitasi adalah standarisasi,
pembiayaan, penanggungan resiko, informasi pasar, riset pemasaran dan
penciptaan permintaan.
a.
Fungsi
standarisasi, fungsi pendanaan akan menjadi penting apa bila terjadi perbedaan
waktu antara pembelian suatu produk penjualan. Semakin lama semakin banyak
barang yang disimpan maka dana yang di butuhkan semakin besar. Di katakan
penting dalam hal perhitungan biaya pemasaran.
b.
Fungsi
penanggungan resiko, dalam pemasaran komoditi pertanian risiko merupakan salah
satu factor yang perlu di perhitungkan. Ada 2 macam risiko. risiko fisik,
terjadi akibat kerusakan atau penyusutan komoditi karena sifat produk pertanian
itu sendiri ataupun karena sebab lain seperti kebakaran, gempa bumi, dll.
Sedangkan risiko pasar di sebabkan Karena perubahan harga yang tidak stabil,
serta akibat hilangnya pelanggan oleh persaingan di pasar.
c.
Fungsi
informasi pasar, fungsi ini meliputi pengumpulan, interprestasi, dan diseminasi
informasi dari berbagai macam data yang di perlukan agar proses pemasaran dapat
berjalan lancar. Pekerjaan ini sering di lakukan dalam manajemen pemasaran agar
pengambilan keputusan dapat di lakukan dengan baik, seperti penyimpanan,
transportasi, dan lain-lain.
d.
Fungsi
riset pemasaran, penelitian pasar seringkali perlu di lakukan agar pemasaran
dapat berjalan secara efektif dan efesien, seperti selera konsumen, bagaimana
meningkatkan penjualan, bagaimana melakukan persaingan di pemasaran.
2.3 Analisis Struktur,
Tinngkah Laku Dan Penampilan Pasar
-
Struktur pasar
-
-
Tingkat konsentrasi pembeli & penjual,
-
Tingkat diferensi produk,
-
Hambatan keluar masuk pasar,
-
Tingkat pengetahuan pasar.
-
Tingkat integrasi dan diversifikasi
|
Penampilan pasar
- Efisiensi
harga,
- Biaya
pemasaran,
- Marjin laba
bersih
- Progresif
pasar
|
Prilaku pasar
- Aliran produk,
- Kelembagaan
- fungsi pertukaran,
- fungsi fisik,
- standarisasi.
|
Gambar 1. Hubungan struktur
pasar, tingkah laku pasar dan penampilan pasar (anindita,2004)
2.3.1 Struktur Pasar (Market Structure)
Struktur pasar adalah
karateristik organisasi yang menetukan hubungan antara berbagai penjual di pasar, antara berbagai pembeli di pasar,
penjual dan pembeli, dan penjual dengan kekuatan pemasok barang lainnya,
termasyk kekuatan perusahaan baru yang masuk pasar. Dengan kata lain, Struktur
pasar membahas karateristik organisasi dari suatu pasar yang mempengaruhi
tingkat persaingan dan penentuan harga pasar. Melalui struktur pasar dapat di
ketahui apakah suatu pasar mempunya struktur persaingan sempurna atau
persaingan tidak sempurna.
Ada beberapa kriteria untuk
menetukan struktur pasar :
1.
Tingkat
Pangsa Pasar dan Konsentrasi Pembeli dan penjual, Secara kuantitatif, struktur pasar dapat diketahui dengan menghitung
derajat konsentrasi pembeli sehingga diketahui secara umum gambaran imbangan
kekuatan posisi tawar menawar petani terhaap pembeli dan penjual.
2.
Tingkat
Diferensiasi Produk, Manfaat dari diferensiasi produk adalah untuk memperoleh
keunggulan atas pesaingnya. Suatu perusahaan harus mempromosikan suatu nilai
kepada para konsumen dengan melakukan segala kegiatan secara lebih efisien
dibanding para pesaingnya seperti keunggulan biaya yang lebih murah atau dengan
melakukan kegiatan dengan cara yang unik dalam menciptakan nilai pembeli yang
lebih besar.
3.
Kondisi
untuk masuk pasar, adapun kondisi yang di maksud
ialah hambatan masuk pasar, keterbatasan modal, dan alat komunikasi. Bagi
pedagang, keterbatasan modal yang dimiliki menyebabkan mereka kesulitan dalam
pengembangan industri pengolahan maupun dalam proses transaksi, dan rata-rata
pedagang tidak memiliki latar belakang pengetahuan bisnis.
4.
Tingkat
pengetahuan pasar, lemahnya pengetahuan dan pengalaman petani maupun pedagang.
Hal ini menyebabkan petani maupun pedagang tidak dapat melakukan produksi dan
pemasaran secara efisien. Informasi tentang turunnya harga selalu mengakibatkan
kerugian di pihak pedagang pengumpul dan petani, berdasarkan standar mutu,
lingkungan dan kesehatan.
5.
Tingkat integrasi
dan diversifikasi
2.3.2 Prilaku Pasar (Market Conduct)
Prilaku pasar menurut Bain
(1959) dalam Cloudius dan Muller (1967), mengacu pada pola dari tingkah laku
perusahaan yang menunjukkan cara beradaptasi atau penyesuaian diri dengan pasar
dimana mereka bertindak sebagai penjual dan pembeli.
Adam (1960) dalam Tibayan
(1983), menguraikan prilaku pasar sebagai integrasi dari tingkah laku berbagai
perusahaan yang meliputi, strategi, taktik pemasaran.
Adapun caves (1964) dalam
Tibayan (1983), menggambarkan prilaku pasar sebagai tingkah laku dari
perusahaan dalam perubahan harga, output, karateristik produk, biayapenjualan
dan biaya penelitian.
2.3.3 Penampilan Pasar
Menurut Bain (1959) dalam
Harriss (1993), penampilan pasar menyajikan hasil ekonomi dari struktur dan
prilaku, khusunya dalam hubungan anatara distribusi marjin dan biaya produksi
dari pelayanan pemasaran. Data harga dalam bentuk time series, di gunakan untuk
menyatakan derajat kompetisi di dalam system pemsaran, melalui :
1.
Kolerasi
harga pasar antar pasar yang menandai adanya tingkat integrasi pasar
2.
Hubungan
antara biaya pengangkutan dan perbedaan harga antar pasar
3.
Hubungan
antara fluktuasi harga musiman dan biayapenyimpanan yang menandai adanya
persaingan pasar dalam sepanjang waktu
Menurut anindita (2003),
penampilan atau kinerja pasar adalah penilaian terhadap Sumber daya ekonomi
yaitu sampai seberapa jauh tinndakan atau tingkah laku industri di pasar
memberikan sumbangan terbaik yang dapat di capai sesuai dengan tujuan social
ekonomi masyrakat yang relevan.
Untuk mengetahui penampilan
pasar dapat diperhatikan beberapa hal, antar lain :
1.
Harga
relatif terhadap biaya rata-rata produksi atau tingkat keuntungan
2.
Ukuran
biaya promosi penjualan relatif terhadap biaya produksi
3.
Karateristik
produk, meliputi pilihan desain, kualitas dan ragam produk dalam berbagai pasar
4.
Tingkat
kemajuan perusahaan dan industri, baik
pengembangan produk maupun tehnik produksi
5.
Ukuran
marjin pemasaran relatif terhadap biaya produksi
6.
Ukuran
tingkat penjualan relative terhadap sumber daya pemasaran
2.3.4 Produsen Hasil-Hasil Pertanian
Dalam kegiatan pemasaran
produk hasil pertanian, produsen merupakan subyek utama dalam pembentukan harga
produk pertanian. Dimana dengan dasar biaya-biaya produksi yang telah di
keluarkan sehingga produk itu terwujud dan siap untuk di pasarkan. Bagi produk
pertanian tertentu seperti beras, gula pasir, dan lainnya, pemerintah berperan
dalam menentukan harga sebagai patokan.
Adanya patokan harga tentang
produk pertanian di pasaran, jika di tinjau secara dalam sesungguhnya untuk
memotifasi atau merangsang para petani (produsen) agar bekerja lebih giat
meningkatkan produksinya,
2.4
Marjin pemasaran produk pertanian
2.4.1 Teori Marjin
Pemasaran
Marjin tataniaga didefinisikan sebagai perbedaan
harga atau selisih harga yang dibayar konsumen dengan harga
yang diterima petani produsen atau dapat pula dinyatakan sebagai
nilai dari jasa-jasa pelaksanaan
kegiatan tataniaga sejak dari tingkat produsen sampai ke titik konsumen akhir.
Kegiatan untuk memindahkan barang dari
titik produsen ke
titik konsumen membutuhkan pengeluaran baik fisik maupun materi. Pengeluaran yang harus
dilakukan untuk menyalurkan komoditi dari produsen ke konsumen disebut biaya
tataniaga.
Marjin pemasaran pada
suatu saluran pemasaran tertentu dapat dinyatakan sebagai jumlah dari marjin
pada masing-masing lembaga tataniaga yang terlibat. Rendahnya biaya
tataniaga suatu komoditi
belum tentu mencerminkan efisiensi yang tinggi.
Salah satu indikator yang berguna
dalam melihat efisiensi kegiatan tataniaga
adalah dengan membandingkan
persentase atau bagian
harga yang diterima petani
(farmer’s share) terhadap harga yang dibayar konsumen akhir.
Tingkat efisiensi
tataniaga juga dapat
diukur melalui besarnya
rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga. Rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga
didefinisikan sebagai besarnya
keuntungan yang diterima
atas biaya tataniaga yang dikeluarkan. Semakin meratanya
penyebaran rasio keuntungan terhadap biaya maka dari segi
operasional sistem tataniaga akan semakin efisien. (Limbong dan Sitorus, 1987)
Persamaan matematis marjin pemasaran :
keterangan : M
= marjin pemasaran
Cij = biaya
pemasaran untuk melakukan fungsi pemasaran ke I oleh lembaga j
= keuntungan yg
di peroleh lembaga pemasaran ke j
m
= jmumlah jenis biaya pemasaran
n
= jumlah lembaga pemasaran
2.4.2 Nilai Marjin Pemasaran (VM)
VM = (Pr –
Pf) Q*
|
keterangan : VM
= nilai marjin pemasaran
Pr = harga di tingkat pengecer
Pf
= harga di tingkat petani
Q* = jumlah produk pertanian yang di
transaksikan
2.4.3 Distribusi Marjin Pemasaran
Distribusi
margin adalah pembagaian antara semua komponen biaya yang dikelurkan dalam
proses memasarkan suatu komoditas pertanian tertentu dan keuntungan yang
didapatkan pada masing-masing lembaga dengan margin pemasaran yang kemudian
dikalikan 100%. Persamaan
matematis distribusi marjin :
Þ
SBij = [cij / (Pr – Pf)]
100%
Þ
Cij = Hjj – Hbj – cij
Þ
Skj = [Pij / (Pr – Pf)] 100%
Þ
Pij = Hjj – Hbj – cij
|
Ket :
SBij =
biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke I oleh lembaga pemasaran ke j
Cij =
biaya intuk melaksanakan fungsi pemasaran ke I oleh lembaga pemasaran ke k
Pr =
harga di tingkat pengecer
Pf =
harga di tingkat petani
Hjj = harga
jual lembaga pemasaran ke j
Hbj =
harga beli lembaga pemasaran ke j
Skj =
keuntungan lembaga pemasaran ke j
2.4.4 Perubahan Marjin Pemasaran
-
Jumlah
yang di konsumsi konsumen di pengaruhi oleh variable harga eceran dan
pendapatan konsumen
-
Jumlah
yang di transaksikan lembaga pemasaran di pengaruhi oleh harga di tingkat
petani, harga eceran dan variable yang mempengaruhi prilaku pemasaran secara
berkelompok
-
Jumlah
yang di tawarkan produsen di pengaruhi oleh harga di tingkat petani dan
variable eksogenous yang mempengaruhi produksi pertanian
2.5 Tinjauan Tataniaga Hasil
Pertanian
a.
Tata niaga sebagai suatu
proses, Menyoroti
gerakan perpindahan barang-barang dan jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan
sektor konsumen serta segala kejadian dan perlakukan yang dialami oleh barang.
Misalnya, jagung dari usahatani dijual petani, dibeli pedagang, diproses oleh
pabrik, dijadikan tepung maizena, dipacking dalam kantong plastik, botol atau
kaleng, dipetikan dan dikirim kedaerah lain atau eksport dan seterusnya.
b.
Tata niaga sebagai suatu
sistem, Meliputi
cara, model strategi penyampaian barang-barang dan jasa-jasa dari sektor
produsen kegiatan sektor konsumen. Rangkaian dari proses penyampaian itu banyak
variasinya, yang dipengaruhi oleh keadaan sosial budaya dan perekonomian
masyarakat. Komponen-komponen yang bekerja atas suatu sistem tata niaga
tertentu selalu berusaha mencapai tujuan masing-masing. Jadi suatu sistem tata
niaga terdiri dari berbagai sistem ataupun subsistem pengorganisasiannya.
Misalnya suatu saluran tata niaga, atau suatu mata rantai tata niaga (channel
of marketing) bisa terdiri dari satu atau beberapa lembaga tata niaga
perantara. Dapat pula dengan memakai saluran tunggal (sole agent) atau
koperasi.
c.
Tata niaga sebagai suatu
kegiatan ekonomi, Sebagai
aktivitas ekonomi peninjauan dari segi ini selalu menyoroti kegiatan yang
produktif oleh sebab itu tinjauan dari segi ini, tataniaga dianggap atau
dipandang sebagai bagian dari kegiatan produksi, dalam arti kata yang luas.
d.
Tata niaga sebagai suatu kegiatan
proses sosio-ekonomi, Masyarakat
selalu “berobah” dalam arti kata berkembang sesuai dengan kemajuan-kemajuan
jaman. Perkembangan teknologi akan membawa dampak (positif dan negatif)
terhadap sosial, budaya, sosial-politik, sosial ekonomi, preferensi dan
lain-lain. Spesialisasi misalnya akan merobah pola pembagian kerja dan
lain-lain. Tuntutan sektor konsumen turut pula mengalami perobahan atau
penyusuaian atas perubahan-perubahan tersebut, sehingga “jarak” antara sektor
produsen kegiatan sektor konsumenpun menjadi semakin “jauh”, sehingga semakin
besar dan penting pula peranan tata niaga. Timbullah badan-badan usaha
(Perseroan Terbatas, Firma, CV, Koperasi, Assosiasi, dll) yang menspesialisasi
diri dari berbagai profesinya dan didalam masyarakat terjadilah semacam
pembagian peranan pihak swasta, perorangan, badan dan pemerintah.
e.
Tata niaga sebagai suatu
kegiatan usaha niaga (business), Munculnya
bentuk-bentuk spesialisasi menuntut penataan, pengorganisasian, pembiayaan,
pengolahan, perencanaan, dan lain-lain yang satu persatu menjadi komponen yang
khusus. Badan- badan yang bergerak dalam bidang niaga diarahkan dan dikontrol
para manajer untuk mengendalikan perusahaannya. Sebagian dari unit perusahaan
itu memerlukan kegiatan tata niaga bersama-sama dengan kegiatan produksi.
Misalnya PND/PTP ada biro atau bagian pemasaran bersama.
f.
Tata niaga sebagai suatu
kegiatan unit perusahaan, Sebagai
salah satu bagian dari unit perusahaan tata niaga sifatnya operasional. Dalam
pelaksanaan operasional ini, kegiatan tata niaga diorganisasikan dalam berbagai
unit yang lebih kecil yang mengkhususkan diri, seperti bagian iklan, langganan,
penjualan, pergudangan, penelitian pasar, pengembangan, dan lain-lain.\
BAB
III. METODE PRAKTIK LAPANG
3.1
Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Praktik Lapang
Kegiatan pelaksanaan praktik lapang di ikuti oleh mahasiswa agribisnis
semester V yang di laksanakan :
Tempat :
Desa Buntuna Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli
Tanggal/hari :
Tanggal 05 Januari 2013
Pukul :
Jam 08.30-Selesai.
3.2
Metode Pengambilan Sampel
Metode yang di gunakan dalam pengambilan sampel
responden desa bunntuna kecamatan baolan kabupaten tolitoli, dengan menemui dan
wawancara secara langsung dengan petani/responden cara ini biasa di katakan
pengambilan sampel data primer.
3.3
Analisis Data
Milles dan Huberman (1984) dalam sutopo (2006), megatakan bahwa dalam
proses analisis terdapat 3 komponen utama yaitu redusi data, sajian data dan
penarikan simpulan serta verifikasinya.
Dari beberapa data dalam praktikum ini melalui wawancara dan observasi
dengan petani, untuk melihat tataniaga yang di gunakan serta berapa besar
perkembangan yang di peroleh petani di Desa Buntuna Kecamatan Baolan Kabupaten
Tolitoli melalui konsep marjin pemasaran dapat di kaji dari 2 analisis yaitu
harga dan biaya pemasaran.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Lokasi Praktik Lapang
Lokasi kegiatan praktikum bertempat di Desa Buntuna
Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli, sebagian penduduk desa buntuna bekerja di
sector pertanian, dimana kegiatan pertanian yang di lakukan ialah perkebunan
cengkeh, perkebunan jagung, ricah, tomat, dan sayur-sayuran. Sebagiannya lagi
bekerja di sector industri.
Desa buntuna luas wilayahnya 5.500 Ha / 5,5 KM2
yang berjarak 8 KM dari pusat kabupaten Tolitoli yaitu dekat dari tempat
pemasaran hasil pertanian, pasar susumbulan dan pasar bumi harapan tolitoli,
namun hasil yang di dapatkan tidak sesuai serta distribusi hasil pertanian
masih berjalan lambat. Tataniaga hasil pertanian desa buntuna perlu lebih di
kembangkan lagi di maksudkan untuk memperlancar proses produksi, distribusi dan
pemasran hasil.
4.2 Identitas Dan Kegiatan
Usaha Tani Responden
Tabel 1. Identitas dan kegiatan usaha tani responden
Identitas responden
|
|||
Nama
|
Hasan
|
Kamarudin
|
Moh. Fadlan
|
Umur
|
50 tahun
|
26 tahun
|
32 tahun
|
Jenis kelamin
|
Laki-laki
|
Laki-laki
|
Laki-laki
|
Pend. terakhir
|
SD
|
SMK
|
SD
|
Pengalaman UT
|
15 Tahun
|
9 tahun
|
12 tahun
|
Tanggungan RT
|
2
|
3
|
5
|
Kegiatan usaha tani
|
|||
Sttus kepemilikan lahan ?
|
Penggarap
|
Penggarap
|
Penggarap
|
Luas areal usaha ?
|
10 are
|
20 are
|
22 are
|
Jenis usaha tani ?
|
Jagung
|
Jagung
Sayur-sayuran
|
Jagung,
Sayur-sayuran
|
Produksi Saat panen raya ?
|
1000-1500 buah
|
Jagung, 2000 buah
Sayuran, 5 karung
|
Jagung,2200 buah
Sayuran,6 karung
|
Berapa x Panen dalam 1 tahun ?
|
2 – 4x
|
Jagung, 2-4x
Sayuran, tiap bulan
|
Jagung, 2-4x
Sayuran, tiap bulan
|
Jadwal tanam ?
|
Pagi & sore hari
|
Pagi dan sore hari
|
Pagi dan sore hari
|
Pembayaran distribusi ?
|
10.000/distribusi
|
Jagung, 10.000
Sayuran, 5.000
|
Jagung, 10.000
Sayuran, 5.000
|
Perlakuan khusus pasca panen
|
Sortasi,
Pengemasan
|
Sortasi,
Grading,
pengemasan
|
Sortasi,
Grading,
pengemasan
|
4.3 Pembahasan
Pedagang Pengecer
|
Produsen/Petani
|
Konsumen
|
Gambar 2. Saluran pemasaran
desa Buntuna
Petani desa buntuna umumnya bertindak sebagai
pengarap, meskipun beberapa usaha tani dari perkebunan jagung dan sayur-sayuran
serta luas area yang usaha tani kan juga tidak luas, tetapi hasil yang di
dapatkan begitu besar, konsep ini biasa di katakan produktifitas hasil
pertanian. Dengan hasil yang begitu besar di sector pertanian dalam hal
perkebunan jagung dan sayuran, di butuhkan tataniaga untuk hasil pertanian
untuk memaksimalkan hasilnya dengan marjin pemasarannya.
BAB V. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Hasil pertanian dari desa buntuna, berasal dari bidang
perkebunan cengkeh, kelapa, jagung, ricah, tomat, palawija dan sayur-sayuraan. Dari
hasil praktikum hasil pertanian petani sebagian besar dari perkebanuan jagung
dan sayur-sayuran. Dimana hasil usaha tani ini juga menjadi konstribusi desa
dari bidang pertanian.
Dilihat dari fungsinya, tataniaga hasil pertanian
dapat memperlancar pemasaran hasil pertanian dari proses produksi, distribusi
hingga ke konsumen.
Dari hasil praktikum, saluran pemasaran yang umum di
gunakan dalam tataniaga hasil pertanian produk pertanian, yaitu dari produsen
ke konsumen dan dari produsen ke pedagang pengecer kemudian di jual ke
konsumen.
5.2
Saran
Dengan melihat tabel identitas dan kegiatan usaha tani
responden, hasil yang di dapatkan
petani, produksi yang begitu besar di sektor pertanian dalam bidang perkebunan
jagung dan sayuran, sehingga di butuhkan peran tataniaga untuk hasil pertanian yang
baik untuk memaksimalkan hasilnya dengan marjin pemasarannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Annindita, 2004. Struktur
pasar, tingkah laku dan penampilan pasar. Modul praktikum tataniaga hasil
pertanian.
Annonymous. 2010. Definisi dan Usaha Pertanian. http://pustaka.ut.ac.id.
Diakses pada 24 Februari 2010.
Arvareza D, 2010. Konsep Pembangunan Pertanian
Berkelanjutan Dan Pertanian Agropolitan. Fakultas pertanian, Bogor.
AT Mosher, 1965, pertanian
dan pembangunan pertanian, www.google.com
Anonima. 2012. Penawaran hasil
pertanian. http://agrimaniax.blogspot.com/2010/05/penawaran-hasil-hasil pertanian.html.
C Glend Waters dalam
bayu swasta, 1982. Lembaga, saluran dan fungsi-fungsi tataniaga pertanian,
pemasarannya. tingkah laku dan penampilan
pasar. Modul praktikum tataniaga hasil pertanian
Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara
Farid Wajedi S.P dan Musniar S.P MSi, modul praktikum
mata kuliah manajemen tataniaga hasil pertanian, 2013.
Hernanto, F.1989. Ilmu
Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Limbbong dan soitourus (1987), definisi tataniaga pertanian. Di akses tanggal 18
januari 2013, www.google.com
Mubyarto (1995), sector pertanian Indonesia. Di akses
tanggal 18 januari 2013, www.google.com
Soekartawi, 1994. Distribusi dan pemasaran hasil pertanian.
Jakarta : UI Press.
Tohir, Kaslan A. 1982. Seuntai Pengetahuan Tentang
Usahatani di Indonesia. Jakarta
Zalukhu, Juniasti. 2009. Analisis Usahatani dan
Tataniaga Padi Varietas Unggul Nasional (Kasus Varietas Bondoyudo pada Gapoktan
Tani Bersatu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor) [Skripsi]. Bogor :
Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
www.google.com, materi
tataniaga pertanian dan makalah hasil tataniaga pertanian, 2013.
0 Mr. D Comentator:
Posting Komentar